Memahami Generative AI, AI Agent, dan Agentic AI
- Mutiara Aisyah
- •
- 20 Sep 2025 22.55 WIB

Ilustrasi Agentic AI
Perjalanan perkembangan kecerdasan buatan saat ini dapat dipahami melalui tiga tonggak penting, yaitu Generative AI, AI Agent, dan Agentic AI. Ketiganya sering terdengar saling berkaitan, namun masing-masing memiliki perbedaan mendasar dalam hal tujuan, kemampuan, serta tingkat kemandirian. Memahami perbedaan ini tidak hanya membantu organisasi dalam merancang strategi adopsi AI, tetapi juga menjadi dasar dalam mengantisipasi perubahan besar pada ekosistem teknologi global.
Generative AI: Kreativitas yang Mengagumkan namun Terbatas
Generative AI adalah inovasi yang paling populer di mata publik. Teknologi ini mampu menghasilkan teks, gambar, audio, bahkan kode yang terlihat alami, seolah diciptakan oleh manusia. Mekanisme kerjanya berangkat dari pembelajaran pola data yang sangat besar, lalu memproyeksikan pola tersebut untuk membangun keluaran baru. Namun, meski menakjubkan, Generative AI masih berada pada ranah konten dimana sudah mampu menjawab pertanyaan, menulis paragraf, atau menciptakan visual, tetapi tidak memiliki orientasi pada tujuan jangka panjang. Dalam arti lain, generative AI adalah mesin kreatif yang sangat cerdas, tetapi bergantung sepenuhnya pada arahan manusia untuk setiap langkah.
Contoh penerapan Generative AI:
- Membuat draft artikel atau laporan singkat.
- Menghasilkan ilustrasi atau desain grafis.
- Menjawab pertanyaan sederhana dalam bentuk Q&A.
AI Agent: Dari Kreativitas Menuju Eksekusi
Langkah berikutnya dalam evolusi adalah AI Agent. Berbeda dengan Generative AI yang hanya fokus pada penciptaan konten, AI Agent sudah dapat mengeksekusi instruksi secara nyata dengan bantuan alat atau sistem eksternal. Inilah yang menjadikannya lebih dekat dengan dunia kerja nyata, karena AI Agent tidak hanya memberi jawaban, tetapi juga melakukan aksi yang berhubungan langsung dengan kebutuhan operasional. Walau ruang lingkupnya masih terbatas pada tugas-tugas sempit, kemampuan untuk menggunakan tools menjadikan AI Agent sebagai jembatan antara kreativitas dan tindakan.
Contoh penerapan AI Agent:
- Membuat jadwal rapat langsung di kalender digital.
- Mengambil data dari basis data perusahaan lalu menyajikannya dalam dashboard.
- Mengirimkan email notifikasi secara otomatis setelah menerima perintah.
Agentic AI: Otonomi dan Orkestrasi Strategis
Salah satu inovasi besar dalam perkembangan AI adalah Agentic AI, yang menghadirkan tingkat kecerdasan paling canggih. Agentic AI bukan hanya kreatif dan eksekutor, tetapi juga mampu bekerja secara mandiri untuk mencapai tujuan kompleks dengan banyak langkah. Agentic AI dapat menyusun strategi, membagi tugas menjadi sub-langkah, berkolaborasi dengan agen lain, serta beradaptasi bila menghadapi hambatan. Agentic AI pada dasarnya memiliki kapasitas untuk berperan sebagai mitra kerja digital yang otonom, bukan sekadar alat bantu.
Contoh penerapan Agentic AI:
- Menganalisis laporan keuangan, menyusun rekomendasi investasi, lalu mengirimkan ringkasan strategis kepada dewan direksi.
- Mengelola proyek lintas departemen dengan memanfaatkan berbagai sistem aplikasi.
- Menyusun rencana penelitian, mengorkestrasi eksperimen, dan menyusun laporan akhir tanpa arahan detail di setiap langkah.
Membandingkan Tiga Lapisan Kecerdasan Buatan
Jika disusun berdasarkan kompleksitas, Generative AI berada di tingkat paling dasar karena hanya menghasilkan konten sesuai prompt. AI Agent menempati posisi menengah dengan kemampuan eksekusi melalui alat, meskipun masih dalam ruang lingkup terbatas. Agentic AI berada di tingkat tertinggi karena menggabungkan kreativitas, eksekusi, dan otonomi yang memungkinkan tercapainya tujuan multi-layer. Dari segi kemandirian, Generative AI sepenuhnya bergantung pada manusia, AI Agent memiliki otonomi terbatas, sementara Agentic AI memiliki tingkat otonomi tertinggi. Dari segi penggunaan alat, Generative AI hampir tidak memilikinya, AI Agent sudah aktif menggunakan alat, dan Agentic AI mampu memanfaatkan alat sekaligus agen lain secara terintegrasi.
Implikasi bagi Organisasi
Pemahaman atas perbedaan ini memiliki konsekuensi praktis bagi dunia bisnis. Mengadopsi Generative AI dapat menjadi pintu masuk untuk meningkatkan produktivitas individu, misalnya dalam pembuatan konten atau analisis teks. Menerapkan AI Agent membuka jalan menuju otomatisasi proses bisnis yang lebih nyata, seperti integrasi sistem atau pengelolaan data. Sementara itu, adopsi Agentic AI menuntut kesiapan lebih besar, baik dari sisi infrastruktur maupun tata kelola data, karena Agentic AI bekerja dengan tingkat kemandirian yang tinggi. Di tahap ini, organisasi dituntut untuk menyiapkan mekanisme kontrol, manajemen risiko, serta kerangka governance yang matang.
Dengan demikian, perjalanan dari Generative AI menuju Agentic AI dapat dipahami sebagai transformasi dari sekadar kreativitas menuju eksekusi nyata, lalu berkembang menjadi orkestrasi strategis. Organisasi yang mampu mengelola transisi ini dengan baik akan berada pada posisi yang kuat untuk memanfaatkan AI bukan hanya sebagai alat, melainkan sebagai mitra cerdas dalam mencapai tujuan jangka panjang.