Keterkaitan DQM dengan MDM, RDM, dan Data Integration
- Mutiara Aisyah
- •
- 24 Agt 2025 22.37 WIB

Ilustrasi Master Data Management
Setelah sebelumnya kita membahas hubungan Data Quality Management (DQM) dengan Data Modeling and Design serta Metadata Management, kali ini kita akan mengupas lebih dalam keterkaitan DQM dengan Master and Reference Data Management (MDM/RDM) dan Data Integration and Interoperability. Kedua area ini memegang peranan penting dalam menjaga konsistensi, kelengkapan, dan keterpaduan data lintas sistem yang kompleks. Di era digital, di mana data mengalir dari berbagai sumber dan digunakan untuk mendukung keputusan penting, peran DQM dalam kedua domain ini menjadi semakin strategis untuk menghindari kesalahan yang dapat berdampak luas terhadap kinerja operasional dan kepatuhan regulasi.
Keterkaitan antara Data Quality dan Master & Reference Data Management
Master Data dan Reference Data berfungsi sebagai pusat konsistensi informasi dalam sebuah organisasi. Master Data mencakup entitas kunci seperti nasabah, produk, rekening, dan mitra bisnis, sementara Reference Data mencakup nilai-nilai acuan seperti kode mata uang, jenis transaksi, atau kategori risiko. Tanpa pengelolaan yang baik, organisasi akan menghadapi kekacauan lintas sistem, misalnya laporan yang tidak sinkron atau proses bisnis yang terhenti karena perbedaan kode data. DQM mendukung MDM/RDM melalui proses cleansing, deduplikasi, validasi, dan pemeliharaan code mapping untuk memastikan semua entitas dan referensi memiliki keseragaman definisi di seluruh sistem yang ada.
Dalam industri keuangan, kesalahan kecil pada Master Data, seperti perbedaan penulisan nama perusahaan, dapat berdampak besar pada laporan risiko, eksposur portofolio, bahkan keputusan pemberian kredit. Bayangkan jika sistem A menyimpan “PT ABC Tbk” sementara sistem B menyimpan “PT. A B C TBK”, tanpa mekanisme deduplikasi dan matching yang efektif, kedua entitas ini akan dianggap berbeda, sehingga menimbulkan bias dalam analisis risiko. Sementara itu, Reference Data yang tidak konsisten antar sistem dapat menyebabkan kegagalan integrasi, seperti perbedaan kode wilayah atau jenis produk yang menghambat proses rekonsiliasi data. Di sinilah DQM berperan memastikan nilai referensi tetap seragam, terkini, dan sesuai standar organisasi.
Lebih jauh, DQM membantu menjaga kualitas MDM/RDM dengan menerapkan pengawasan terhadap data drift, yaitu perubahan nilai referensi atau entitas master secara tidak terkontrol dari waktu ke waktu. Misalnya, ketika kode kategori risiko diperbarui pada satu sistem tetapi tidak segera disinkronkan ke sistem lain, maka analisis risiko yang dihasilkan bisa menyesatkan. Dengan mengintegrasikan proses validasi otomatis, pelaporan anomali, dan penegakan aturan bisnis, DQM memastikan bahwa Master dan Reference Data tetap menjadi sumber kebenaran tunggal (single source of truth) yang dapat diandalkan untuk seluruh operasi dan analisis bisnis.
Keterkaitan antara Data Quality dan Data Integration & Interoperability
Proses integrasi data sering kali menghadapi tantangan serius akibat perbedaan format, struktur, dan semantik antar sistem. Sistem yang berbeda mungkin menggunakan format tanggal yang tidak sama, satuan pengukuran yang tidak seragam, atau penamaan atribut yang berbeda untuk konsep yang sama. Tanpa pengendalian kualitas, perbedaan ini akan menyebabkan data yang dihasilkan dari integrasi tidak valid atau bahkan menyesatkan. Di sinilah DQM berperan sebagai lapisan verifikasi yang mencegah masuknya data tidak valid sebelum proses konsolidasi dilakukan. Melalui profiling, standarisasi, parsing, dan validasi otomatis, DQM memberikan jaminan bahwa data yang diintegrasikan benar-benar fit for purpose.
Lebih dari sekadar pengendalian teknis, DQM juga berperan penting dalam mengelola interoperabilitas semantik, yaitu kesepahaman makna data antar departemen atau sistem. Sering kali perbedaan tidak terlihat dari format data, tetapi dari interpretasi bisnisnya. Misalnya, istilah “saldo akhir” bisa berarti saldo setelah semua transaksi harian untuk departemen keuangan, namun di departemen risiko berarti saldo setelah penyesuaian tertentu. Tanpa dokumentasi definisi yang jelas dan aturan validasi berbasis bisnis, integrasi hanya akan menyatukan data secara fisik tetapi tidak secara konseptual, sehingga tetap menimbulkan perbedaan hasil analisis.
Dengan menggabungkan DQM dalam strategi integrasi, organisasi tidak hanya memastikan kesesuaian format dan struktur data, tetapi juga menjamin konsistensi arti di seluruh titik penggunaan. Hal ini memungkinkan data consumer dari berbagai fungsi bisnis untuk menggunakan data terintegrasi dengan keyakinan penuh terhadap validitas dan konsistensinya. Dalam industri keuangan, penerapan integrasi data berbasis DQM sangat penting untuk pelaporan ke regulator seperti OJK atau Bank Indonesia, di mana perbedaan kecil dalam interpretasi atau format dapat berujung pada temuan audit atau bahkan sanksi.